TANAMAN BUAH BELIMBING BIG SIZE DAN PANEN BERKELANJUTAN







Buah Belimbing (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah tropis yang menjadi andalan bagi beberapa daerah di Indonesia. Iklim tropis yang ada di Indonesia sangat cocok untuk tanaman belimbing. Curah hujan yang tidak terlalu tinggi memungkinkan perkembangan budidaya tanaman ini dengan baik. Daerah penghasil belimbing di Indonesia antara lain Depok, Demak, Tulungagung, Blitar, Jepara dan masih banyak lainnya. Belimbing dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar maupun olahan. Tingkat permintaan belimbing di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 6,8 persen beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi petani belimbing di Indonesia terkadang hanya mengharapkan kuantitas yang tinggi bukan kualitas yang memadai dan memiliki nilai jual yang tinggi. Permintaan konsumen yang mengedapankan kualitas baik dari segi ukuran dan rasa buah belimbing membuat petani lebih sulit memenuhi permintaan tersebut. Oleh karena itu perlu adanya inovasi untuk meningkatkan kualitas produk buah belimbing dengan tidak meninggalkan kuantitas produk yang dihasilkan.

Berikut merupakan cara untuk menghasilkan produk buah belimbing yang berkualitas dan pelaksanaan panen yang berkelanjutan :

 

A.     Alat dan Bahan

 

B.     Pelaksanaan Budidaya

1.    Penyiapan Benih

Bibit unggul belimbing harus menggunakan pohon induk unggul/pembiakan secara vegetatif (cangkok, okulasi, enten dan susuan). Pembiakan secara generatif dengan biji tidak dianjurkan, karena hampir selalu memberikan keturunan berbeda dengan induknya. Oleh karena itu, pembiakan generatif (biji) hanya dimaksudkan untuk menghasilkan bibit batang bawah (onderstam) yang kelak digunakan pada perbanyakan vegetatif.

2.    Penyiapan Bibit

Penyiapan bibit unggul belimbing dilakukan dengan cara pembiakan vegetatif yaitu cangkok, okulasi, susuan dan enten. Khusus pada perbanyakan vegetatif dengan cara penyambungan (okulasi, enten, susuan) diperlukan batang bawah atau bibit onderstam yang berasal dari biji (pembiakan generatif). Tata cara penyiapan batang bawah untuk penyiapan biji (benih) belimbing sebagai berikut:

-      Buah belimbing dipilih yang sudah matang di pohon dan keadaanya sehat serta berasal dari varietas unggul nasional ataupun lokal.

-      Biji dikeluarkan dari buah dengan cara membelahnya, kemudian ditampung dalam satu wadah.

-      Biji belimbing dicuci dengan air bersih hingga bebas dari lendirnya.

-      Biji belimbing dikeringkan di tempat teduh dan kering hingga kadar airnya berkisar antara 12 – 14%.

-      Biji belimbing disimpan dalam suatu wadah tertutup rapat dan berwarna atau langsung disemai dipersemaian.

3.    Teknik Penyemaian Benih

Penyiapan lahan persemaian meliputi tahapan sebagai berikut:

-      Menentukan area untuk lahan persemaian di tempat yang strategis dan tanahnya subur.

-      Tanah di olah cukup dalam antara 30 – 40 cm hingga gembur, kemudian di kering – anginkan selama ± 15 hari. Buat bedengan selebar 100 – 120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Arah bedengan sebaiknya membujur posisi Utara – Selatan.

-      Pupuk kandang yang telah matang dan halus ditambahkan sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan bedengan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.

-      Tiang – tiang bambu ditempatkan di sisi Timur bedengan setinggi 100 – 150 cm dan di sisi Barat 75 – 100 cm, kemudian pasang pula palang – palang dari bilah bambu sambil diikat.

-      Pemasangan atap persemaian dari dedaunan (jerami) atau lembar plastik bening (transparan), sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.

 

4.    Teknik Persiapan Media Tanam

-      Menentukan areal untuk lahan penyiapan media tanam di tempat yang strategis dan tanahnya subur.

-      Tanah untuk pohon induk dapat disediakan tersendiri atau ditanam dalam lahan operasional.

-      Tanahnya di olah cukup dalam antara 30 – 40 cm hingga gembur, kemudian dikering anginkan selama ± 15 hari.

-      Tersedianya air bagi tanaman.

-      Lahan untuk tanaman belimbing di dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl, dengan kedalam air tanah antara 50 – 200 cm dibawah permukaan tanah dan memiliki pH 5,5 – 7,5. Tanah lahannya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik, serta waktu penanaman yang paling baik didaerah yang mempunyai iklim antara 7,5 bulan basah dan 4,5 bulan kering.

-      Bedengan dibuat selebar 100 – 120 cm, tinggi 30 cm dan panjangnya tergantung keadaan lahan.

-      Pupuk kandang ditambahkan sebanyak +2 kg/m2 luas bedengan sambil dicampurkan dengan tanah atas secara merata, kemudian rapikan dengan alat bantu papan kayu atau bambu ataupun cangkul.

-      Penancapan tiang – tiang bambu di sisi bedengan setingga 100 – 150 cm dan di sisi sebelah 75 – 100 cm, kemudian pasang pula palang – palang dari bilah bambu sambil diikat.

-      Pemasangan atap persemaian dari dedaunan atau lembar plastik bening yang transparan, sehingga bedengan persemaian lengkap dengan atapnya siap disemai biji belimbing.

5.    Penyiapan Biji Belimbing

-      Biji belimbing direndam dalam air dingin atau hangat kuku (55º – 60º C) selama 30 menit atau lebih.

-      Kecambahan biji belimbing dengan cara disimpan dalam gulungan kain basah di tempat yang lembab selama beberapa waktu.

-      Semai biji belimbing yang telah berkecambah pada lahan persemaian. Caranya adalah biji disebar di sepanjang garitan atau alur – alur dangkal pada jarak antara alur sekitar 10 – 15 cm kemudian tutup dengan tanah tipis.

-      Membiarkan kecambah tumbuh dan berkembang menjadi bibit muda.

6.    Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian

-      Penyiraman (pengairan) secara kontinyu 1 – 2 kali sehari atau tergantung keadaan cuaca.

-      Pemupukan dengan pupuk Nitrogen (Urea, ZA) ataupun NPK yang dilarutkan dalam air dengan dosis 10 gram/10 liter untuk disiramkan pada media persemaian setiap 3 bulan sekali.

-      Pengendalian hama atau penyakit dengan cara memotong bagian yang terserang parah, perbaikan drainase tanah dan penyemprotan pestisida pada konsentrasi rendah antara 30 – 50 % dari yang dianjurkan.

7.    Pemindahan Bibit

Pendederan bibit pada umur 6 – 8 bulan dari persemaian ke dalam polybag atau lahan yang telah diisi media campuran tanah dengan pupuk kandang.

8.    Pola Tanam

-      Penentuan Pola Tanam

Penentuan jarak tanam dan pola tanam biasanya relatif tergantung pada luas lahan yang ada. Pada umumnya, bila areal lahan cukup luas maka jarak tanam antar tanaman belimbing dibuat sekitar 6 x 6 m atau dapat pula digunakan dalam jarak tanam 5 x 5 m dengan pola tanam dalam bentuk kultur perkebunan secara permanen dan di pelihara intensif.

-      Pembuatan Lubang Tanam

Sebelum bibit ditanam, terlebih dulu dibuat lubang tanam. Lubang tanam berukuran 50 x 50 x 50 cm. Lubang digali sedalam 50 cm, separuh tanah galian bagian atas dipisahkan lubang diangin – anginkan selama 2 – 4 minggu. Setelah cukup dianginkan, tanah dibagian atas dicampur dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Selain itu juga diberi pupuk NPK 20 – 10 – 10 sebanyak 1 genggam per lubang tanam. Kemudian campuran tanah dan pupuk itu dimasukkan kembali ke dalam lubang.

-       Cara Penanaman

Lubang yang sudah dipersiapkan untuk ditanami seperti diatas, setelah diberi pupuk tidak langsung ditanami, tetapi dibiarkan selama 1 minggu setelah itu baru ditanami.

9.    Perawatan

Ada 3 kunci untuk menghasilkan belimbing yang berukuran besar dan panen secara terus menerus. 3 kunci tersebut adalah pada tahap pembrongkosan, pemangkasan dan pemupukan.

A.    Pembrongkosan

Pembrongkosan dilakukan dengan melakukan sortasi buah yang berukulan kecil secara seksama sehingga mendapatkan hasil yang bagus.

Kriteria pembongkrosan :

1.    Buah yang lurus dan tidak cacat (berlubang, terkena serangan hama dll)

2.    Jika ada indikasi buah bengkok, berlubang, dan terkena hama maka, buah wajib untuk dibuang

Kenapa harus dilakukan seleksi ketat ? Hal itu dikarenakan agar tanaman mampu memberi pembuahan dan penyerapan nutrisi secara maksimal sehingga buah tidak banyak yang jatuh. Selain itu untuk menghasilkan panen buah yang lurus dan besar serta berkualitas tinggi.

B.    Sanitasi

Sanitasi dilakukan saat kondisi sekitar tanaman banyak muncul gulma. Gulma tersebut tidak perlu dibuang, akan tetapi bisa ditaruh disekitar tanaman , sehinnga bisa dijadikan pupuk kompos untuk tanaman itu sendiri.

C.   Pemangkasan

Pemangkasan merupakan hal yang sangat penting sebagai salah satu kunci untuk menghasilkan produk blimbing yang memiliki ukuran besar. Pemangkasan dilakukan dengan memotong ranting yang muda secara menyeluruh, sehingga tanaman memiliki ruang penyerapan matahari yang optimal sebagai pemenuhan proses fotosistesis

D.   Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan prinsip tepat dosis atau takaran dan tepat waktu. Sehingga hasil yang diharapkan tidak mempengaruhi tekstur buah. Jika terlalu banyak pupuk maka dapat mengakibatkan buah yang cepat membusuk, rasa manis yang tidak alami dll.

Jika menghendaki gunakan pemupukan dengan pupuk organic. Pupuk organic yang digunakan adalah pupuk limbah buah belimbing yang rusak ditambahkan dengan bahan-bahan lainnya seperti EM-4, yakult dan Susu Basi sehingga mampu meningkatkan kesehatan produk dan kualitas serta rasa manis yang sangat menggiurkan.

E.    Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan pestisida alami yang terbuat dari limbah rumah tangga. Akan tetapi jika populasi hama yang bertambah banyak dan diatas ambang batas. Maka perlu dilakukan dengan penyemprotan pestisida secara kimia.

10.  Panen

-       Ciri dan Umur Panen Buah Belimbing

Umur panen (petik) buah belimbing sangat dipengaruhi oleh letak geografi penanaman, yaitu faktor lingkungan dan iklim. Di dataran rendah yang tipe iklimnya basah, umur petik buah belimbing sekitar 35 – 60 hari setelah pembungkusan buah atau 65 – 90 hari setelah bunga mekar. Ciri buah belimbing yang sudah saatnya dipanen adalah ukurannya besar (maksimal), telah matang dan warna buahnya berubah dari hijau menjadi putih atau kuning atau merah atau variasi warna lainnya. Hal ini tergantung dari varietas belimbing.

-       Cara Panen Buah Belimbing

Cara panen buah belimbing dilakukan dengan cara memotong tangkainya. Pemetikan buah berlangsung secara kontinyu dengan memilih buah yang telah matang. Waktu panen yang paling baik adalah pagi hari, saat buah masih segar dan sebelum cuaca terlalu panas (terik). Buah belimbing yang baru dipetik segera dimasukkan (ditampung) dalam suatu wadah secara hati – hati agar tidak memar atau rusak.

-       Periode Panen Belimbing

Periode panen buah belimbing, umumnya panen perdana pada umur 3 – 4 tahun setelah tanam. Pembungaan dan pembuahan belimbing dapat terus menerus sepanjang tahun, masa panen paling lebat (banyak biasanya terjadi tiga kali dalam setahun)

-       Prakiran Produksi Belimbing

Potensi hasil / produksi buah belimbing varietas unggul yang ditanam di kebun secara permanen dan dipelihara intensif dapat mencapai antara 150 – 300 buah / pohon/ tahun. Bila jarak tanam 5 x 5 m dengan populasi per hektar antara 250 – 400 pohon dengan produktivitas 150 – 300 buah/pohon dan berat per buah rata – rata 160 gram, maka tingkat produksi per hektar mencapai 6 – 19 ton.

11.  Pasca Panen

Kegiatan sortasi dan grading buah dilakukan disuatu tempat pengumpulan (packing house) untuk memilih dan memisahkan buah berdasarkan standar mutu, dengan tujuan mendapatkan tingkat kematangan dan keseragaman buah. Setelah kegiatan sortasi selesai, buah dikemas dengan tujuan menjaga buah agar tidak mengalami kerusakan khususnya pada saat penyimpanan dan pengangkutan, bahan dan alat yang digunakan yaitu keranjang plastik, plastik pembungkus, timbangan, kotak kayu, kotak karton, kertas koran, lakban, dan alat penunjang lainnya.

a.    Pemasaran

Buah belimbing yang ada di Dusun Cluwok Desa Bono dan sekitarnya dipasarkan dengan sangat mudah. Mudahnya pemasaran tersebut terbukti dengan banyaknya pedagang pengepul yang datang sendiri ke Kelompok Tani Belimbing Artha Mandiri dan adanya pembeli yang membeli langsung ke petani dengan memetik sendiri di kebun. Banyaknya permintaan pasar membuat para pembeli harus pesan terlebih dahulu (inden) dan untuk saat ini wilayah pemasarannya sudah mencapai skala nasional.

A.   Produk Buah Belimbing

Target mutu yang dicapai dengan penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam budidaya belimbing manis Tulungagung ini menyangkut 3 (tiga) aspek, yaitu meliputi:

1)      Produktivitas / pohon / tahun

-           Umur 2 tahun                40 kg / pohon / tahun

-           Umur 3 tahun                60 kg / pohon / tahun

-           Umur  4 tahun               80 kg / pohon / tahun

-           Umur 5 tahun                100 kg / pohon / tahun   

-           Umur 5 - 10 tahun         100 – 400 kg / pohon / tahun

-           Umur  10 – 15 tahun     400 – 600 kg / pohon / tahun

2)      Mutu Buah Belimbing

-           Tidak cacat

-           Bebas cemaran fisik  ( tanah, kotoran )

-           Ukuran buah seragam

-           Tidak memar

-           Bebas cemaran OPT ( embun  jelaga, lalat buah )

-           Bebas cemaran pestisida

-           Warna seragam ( sesuai umur panen dan varietas )

-           Bentuk seragam ( sesuai varietas )

-          Produk Bersertifikat PRIMA – 3 (artinya produk yang dihasilkan aman dikonsumsi (aman pestisida).

3)      Berat buah per kg dari setiap pohon

-           Kelas super     : > 500 gr / buah          → 5 %

-           Kelas A            : 2 buah / kg                → 20 %

-           Kelas B            : 3 – 4 buah / kg          → 50 %

-           Kelas C           : 5 – 7 buah / kg          → 25 %